Minggu, 15 Juli 2012

Tulisan Unik di Sekitar Metro Dubai


Malam jum’at kemaren saya dan mas Rahmad bukannya membaca surat yasin, kami malah pergi ke ”kota” untuk mencari angin, siapa tahu ada angin jahat yang perlu di obati hihihi. Setiap harinya ada bis khusus yang dapat kami gunakan untuk keluar dari ”penjara” . saya pribadi jarang berpergian sendiri, lebih suka kalo berdua atau bertiga karena lebih aman dan tentram.

Setelah menunggu sebentar bis pun muncul, sebenarnya jarak ”penjara” kami dengan pusat keramaian enggak terlalu jauh tapi karena lokasi ”penjara” yang berada di tengah tengah wilayah pribadi maka tidak ada angkutan umum yang masuk.
Akhirnya, nyampe juga di Karama, sebuah area yang lumayan ramai di Dubai, Karama juga termasuk wilayah dari kota lama, berbarengan dengan area Deira dan Satwa. Dari karama centre kami langsung menuju Stasiun metro Khalid bin Walid.
Tujuan kami adalah terminal metro Al- Ghubaibah.
1338024790664031822
Iseng mijit bisa berakibat denda 2000 dirham. dok pribadi
Di dekat stasiun metro Al-Ghubaibah  ada sebuah toko besar yang punya cabang di mana mana, enggak hanya di Dubai mereka juga punya cabang hampir di seluruh dunia. Pusatnya sendiri sih di Perancis.

Toko ini kelebihannya adalah barang barangnya lebih murah walau emang secara kualitas ”abal abal” .  Kebanyakan barang yang murah berasal dari Cina, entah itu kaos, jaket, sepatu, gantungan kunci, asesoris rumah, hiasan dinding, cindera mata walau pun cindera matnya berbentuk onta tapi jika di lihat di bawahnya ada tulisan bikinan Cina.

Setelah keliling keliling kami pun cabut dari toko gede itu sambil membawa beberapa barang belanjaan, tidak lupa pula kami membeli roti gula dan dua minuman. Di depan toko ada semacam tempat santai yang bisa di gunakan untuk duduk duduk.
Di sanalah kami makan roti gula sambil ngobrol ngaler ngidul, di tengah obrolan kami di hampiri oleh dua orang gadis Filipina, setelah mengenalkan diri ternyata mereka menawarkan barang, ya, semacam kopi dan teh yang bagus untuk penderita diabetes.
Mereka juga mengajak kami untuk datang ke pertemuan yang akan mereka lakukan, kami hanya bisa mengatakan kalo ada waktu kami akan datang. Mereka pun mohon diri dan pergi ke pengunjung toko yang lain. Ternyata di Dubai juga ada ya bisnis yang mirip nirip MLM.

Ketika malam semakin larut kami memutuskan untuk pulang, tentu saja kami kembali menggunakan metro, pertama karena murah keduanya kami tidak perlu menunggu lama. Beda kalo mau pake bis kami harus lebih sabar menunggu. Kalo pake taksi udah jelas lebih mahal.

Sebelum turun dengan tangga berjalan di depan pintu stasiun metro Al-Ghubaibah ada pengumuman yang terpasang. Uniknya pengumuman itu di tulis dalam 3 bahasa, pertama bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa India. mengapa bahasa India? karena mayoritas warga Dubai berasal dari India.

Kebetulan di depan stasiun metro Al- Ghubabah ada sebuah bioskop yang khusus menayangkan film film India. Jika anda lewat bioskop ini tengah malam anda akan kaget karena banyak yang ngantri. Panjangnya antrian mirip mirip dengan antrian beli sembako.

Tulisan dalam pengumuman itu berisi larangan untuk membawa ikan ke dalam metro. kalo bawa ikan enggak boleh tentu saja membawa terasi, duren, jengkol, pete  sepertinya juga enggak di anjurkan hihihi. Tapi kok enggak ada pengumumamnnya ya?
Ada juga tulisan yang menghimbau agar kita tidak sembarangan mijit tombol, kalo kita tetep bandel maen pijit kita akan kena denda 2000 dirham, 1 dirham sama dengan 2300-2400 rupiah. Tulisan jangan sembarangan pijit ada di mana mana. Di tangga berjalan ada di dekat ruang tunggu juga ada.

Di dalam metro juga ada tulisan yang senada, semuanya di maksudkan agar para penumpang jangan mencoba untuk iseng iseng maen pijit. Berapa biaya dari stasiun Khalid bin walid  menuju stasiun Al- Ghubaibah? biayanya  2 dirham doang. murah bukan?
setelah sampai di karama kami segera menuju markasnya Singdel, rencananya kami mau ngobrol ngobrol sama anak anaknya Singdel.

Salam kompasiana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar