Senin, 16 Juli 2012

Mengantar Pangeran ke Peristirahatan Terakhir


Hari ini  semua koran terbitan Uni Emirat Arab, baik yang berbahasa Arab,seperti Al- Bayan dan Al Khalej  maupun yang berbahasa Inggris seperti GulfNews dan Gulf Today,  menayangkan berita duka wafatnya pangeran Nayef sebagai berita utama.

Pangeran Nayef bin Abdul aziz wafat pada usia 79 tahun di Geneva, kepergian beliau meninggalkan duka yang mendalam bagi rakyat Saudi. Sebagai salah satu negara tetangga Saudi, Uni Emirat Arab segera mengirim rombongan untuk ikut mengantar pangeran Nayef ke makam.

Sebagai ketua rombongan di tunjuklah  Pangeran Abu Dhabi,Sheikh Mohammad Bin zayed Al Nahyan, ikut juga bersama beliau Sheikh maktoum bin Mohammed, Deputy Ruler of Dubai, Lt.General Sheikh Zaif Bin Zayed Al Nahyan, deputy Prime Minister and Minister of Interior, Sheikh mansour bin Zayed Al Nahyan, Deputy Prime Minister and Minister of Presidential Affairs  serta Mohammed Al Mubarak.

Sesampainya di bandara King Abdul Aziz rombongan pelayat dari Uni Emirat di terima langsung oleh pangeran Mishal Bin majid Bin Abdul Aziz yang menjabat sebagai Gubernur jeddah. Tampak hadir pula dalam rombongan penjemput duta besar Uni Emirat Arab untuk Saudi, Mohammed Saeed Al Dhaheri.

Mengantar jenasah ke makam adalah sebuah tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, sebelumnya pada tanggal 26 Oktober 2011 saya juga pernah menulis tentang besarnya rombongan dari keluarga kerajaan Uni Emirat Arab yang datang ke Saudi.

Pada waktu itu rombongan langsung di Pimpin oleh Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, wakil presiden Uni Emirat Arab. saat  itu mereka mengantar jenasah pangeran Sultan Bin Abdul Aziz lebih di kenal sebagai pangeran kebajikan, karena beliau memang sangat dermawan.

Kehilangan dua pangeran dalam selang waktu yang tidak terlalu lama tentu saja membuat Raja Abdullah beserta kalangan istana kerajaan Saudi sangat bersedih. Biasanya jika ada pembesar negeri yang wafat maka lantunan ayat suci akan terus bergema di banyak stasiun TV. Negara negara tetangga Saudi seperti  Bahrain dan Kuwait telah mengumumkan kepada rakyatnya untuk memasang bendera setengah tiang sebagai tanda bela sungkawa.

Bahkan Bahrain telah menunda perayaan kemenangan klub bola Muharraq, sebagaimana di ketahui klub ini berhasil menjadi juara Gulf Cup setelah di final berhasil mengempaskan klub Al-Wasl asal Dubai yang di latih oleh legenda sepakbola asal Argentina, Diego Maradona. Hal ini membuat  posisi maradona pun menjadi  terancam.

Saya suka tercenung jika melihat ada orang yang wafat, kadang terpikir, ketika jasad sudah masuk keliang lahad maka segala atribut duniawi pun copot sudah, yang tinggal hanyalah amal perbuatan. Segala harta, pangkat, jabatan semua di tinggalkan.

Malaikat tidak akan bertanya,” apakah kamu pangeran atau rakyat biasa  ?”. Bukan juga pertanyaan seperti ini,” Apakah kamu orang terkenal atau orang kampung biasa?”.  Amal perbuatan kita selama di dunia fana akan sangat menentukan, apakah kita mampu menjawab atau hanya malah bengong.

Jika sudah mengantar orang wafat tapi hati  belum juga  tergerak untuk semakin berbuat kebajikan maka di khawatirkan ada masalah dengan sistem kesadaran kita, mestinya semakin sering kita mengantar jasad ke liang lahad semakin sadar pula  kita akan singkatnya kehidupan di dunia yang fana ini.

Dulu, Pangeran Abu Dhabi, Sheikh  Mohammed bin zayed pernah juga menjadi tuan rumah duka, ketika itu yang mulia Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan yang wafat, tak lama setelah beliau wafat langsung di ambil keputusan untuk mengangkat Sheikh Khalifah bin Zayed sebagai penggantinya.

Akhirul kalam, segala yang bernyawa akan merasakan mati, selamat jalan pangeran Nayef, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan menerima segala amal sang Pangeran.  Amin.

Sumber.Koran Gulf Today dan Gulfnews. Sheikh Mohammad dan Sheikh Faisal.


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar