40 Hari Menuju Tuhan

latihan Khalwat seorang sufi berasal dari prilaku nabi suci Muhammad SAW yang biasa mengasingkan diri ke dalam sebuah gua untuk merenung. Para sufi dari setiap generasi telah melaksanakannya, beberapa di antara mereka berulang ulang melakukannya.

Secara Etimologis ”Khalwat” adalah berasal dari kata khala(”Kekosongan” ketika dunia sebelum di ciptakan) .Mengapa kita perlu mengasingkan diri untuk sementara dari huru hara dunia? Kadang kita perlu menyepi untuk dapat melihat dunia ini secara lebih jernih. Keasyikan dalam kehidupan dunia sering kali membuat kita lupa bahwa hidup di dunia hanyalah sementara.

Khalwat dapat membuat seseorang berubah dalam melihat segala sesuatu, tadinya selalu memakai hitungan hitungan duniawi sekarang lebih ke urusan yang lebih kekal yakni kehidupan abadi di akherat nanti. Saya pernah membaca buku  Michaela Ozelsel yang berjudul 40 hari khalwat,  di sana ada wawancara dengan beberapa pelaku khalwat, dari berbagai wawancara itu  kita dapat melihat betapa latihan khalwat ini sangat berguna untuk menumbuhkan kesadaran diri.

wawancara pertama di lakukan dengan seseorang perempuan berumur 41 tahun.

”Tanggal berapakah anda melakukan khalwat”?.

” September 1990”.

” Apa alasan anda melakuan Khalwat”?.

” Aku menyadari bahwa aku telah terperosok ke dalan sebuah dosa yang aku perlu untuk keluar darinya sekali dan untuk selamanya. Meskipun aku khawatir dengan khalwat, aku siap untuk benar benar percaya kepada diriku sendiri dan kepada Tuhan. Aku ingin menemukan alasan untuk hidup, untuk mewujudkan mimpiku…”.

” Jelaskan apa yang tampaknya paling penting bagi anda sekitar pengalaman pengalaman anda”?

” Mengalami cinta dan kemurahan Ilahi. Menyaksikan hidupku lewat di depanku dan menyadari apa apa yang pada masa lalu tersembuny dari diriku. Melihat garis besar hidupku dan perlunya serta mungkinnya menerima hal itu. Agar dapat melihat acuan hidupku…… hingga selesai,”  sebenarnya masih panjang wawancaranya tapi saya akhiri sampai di sini aja. takutnya tulisan ini akan menjadi sangat panjang.

Wawancara selanjutnya di lakukan dengan seorang pria yang berumur 23 tahun.

” Tanggal berapakah anda melakukan khalwat”?.

” 15 Januari - 29 Februari 1992”.

” Apa alasan anda melakukan khalwat”?

” Aku merasa perlu menyepi dan merasa bahwa perkembanganku dan hidupku telah mencapai suatu titik yang tampa pengalaman ini aku tidak dapat maju lagi”.

” Jelaskan apa yang nampaknya paling penting bagi anda sekitar pengalaman pengalaman anda”?

” Hidup hanyalah sementara, hanya keberadaan yang sebenarnya, saat yang mencakup, yang ada karena cinta, untuk cinta, dan dengan memakai cinta. Dari salah satu puisi karya Nizahi Misri.” Jika engkau tidak dapat melihat wajah Tuhan di dalam segala sesuatu, engkau telah gagal.”.

” Perubahan nyata apa sajakah yang terjadi di dalam hidupmu sejak melakukan khalwat”?.

” Caraku melihat sesuatu”.

” Apakah anda akan melakukan khalwat lagi? mengapa ya atau mengapa tidak”?.

” Jika aku mempunyai keperluan dan kesempatan, ya.”.

” Apakah anda akan menyarankan khalwat kepada orang lain atau melarang mereka melakukannya? Apakah alasan anda”?

” Jika aku di tanya mengenai khalwat, aku hanya dapat menyarankannya”.

” Apakah anda mengalami perubahan fisiologis selama atau sesudah khalwat? Jika ya, seperti apa?

” Hilangnya kecanduanku akan rokok( sampai lima menit sebelum aku memulai khalwat aku adalah seorang perokok berat: sekarang aku sudah tidak merokok lagi). Aku menderita radang paru paru ketika melakukan khalwat. Ranbutku berhenti rontok; kemudian rontok lagi namun lebih ringan d bandingakn dengan sebelum khalwat. Tubuhku mencernakan makanan jauh lebih baik di banding dengan sebelumnya ( Sayangnya, itu berarti berat badanku mudah bertambah, sebelumnya tidak seperti itu).

” Adakah hal lain mengenai pengalaman anda yang menurut anda penting tapi tidak tercakup dalam pertanyaan-pertanyaan  tadi”?.

” Hasil nyata dari pengalaman yang sebenarnya tidak dapat di lukiskan dengan kata-kata, tampaknya tidak tepat jika aku mencobanya.Mereka mengatakan bahwa selama melakukan khalwat hati seorang terbuka secara bertahap. Aku pikir aku merasakannya secara fisik. Di dalam khalwat, aku percaya adalah mungkin melakukan hubungan dengan pengetahuan Ilahi. Yakinlah empat puluh hari khalwat bukanlah jaminan. Tugas itu adalah memindahkan pengalaman itu ke dunia lain”.

Sebenarnya masih ada beberapa wawancara lagi dengan para pelaku khalwat tapi saya kira dua wawancara tadi sudah cukup memberikan gambaran kepada kita bahwa khalwat itu adalah sebuah tradisi yang positif sepanjang di lakukan dengan niat dan cara yang benar.

Annemarie Schimmel dalam pengantarnya di buku 40 hari khalwat menulis.” Siapa pun yang terlibat penelitian ilmiah tentang tasawuf, lagi lagi menemukan istilah Arba’in atau chilla, pengasingan diri selama empat puluh hari, yang dalam bahasa Turki di sebut halvet( dari bahasa Arab Khalwat), ” Menyepi,” menyendiri atau mengasingkan diri.

masih menurut Annemarie, Seorang sufi pada tahapan awalnya, ketika gurunya menganggap layak dan perlu, di haruskan menyelesaikan latihan keras selama empat puluh hari empat puluh malam ini sendirian di dalam sebuah ruangan sempit dengan sedikit mungkin cahaya, sedikit makanan, mengisi waktu hanya dengan membaca Al-Qur’an, meditasi dan mengucapkan serangkaian doa tertentu atau asma asma Tuhan.

Guru biasanya akan menjenguknya di petang hari untuk melihat kemajuannya dan menafsirkan mimpinya, atau membawanya kembali ke dunia normal jika terbukti ia terlalu lemah untuk melakukan latihan latihan yang di wajibkan itu”.

Setelah membaca tulisan ini, apakah anda tertarik untuk melakukan khalwat? Jika ya, anda harus menemukan guru terlebih dahulu, karena akan lebih aman jika melakukan khalwat dengan bimbingan seorang guru yang mumpuni.

Anda kesulitan mencari guru Sufi? karena guru sufi bukan seperti guru bahasa Inggris atau guru matematika yang gampang kita temukan, guru guru Sufi selalu ” tersembunyi” dan hanya orang orang yang bersungguh sungguh mencarilah yang akan menemukan mereka.

kalo saya boleh kasih saran, enggak ada salahnya  anda bersilaturahmi ke pesantren pesantren NU di Jawa Timur atau Jawa Barat, setelah sampai di sana anda bolehlah cari cari informasi….