Ada dua orang Indonesia yang saat ini bekerja di majelis besar salah seorang Sheikh , mereka adalah alumni hotel hotel terkemuka di dunia, namun nasib telah membawa mereka ke majelis sheikh. Berhubung mereka mantan orang hotel jadi mereka tahu tata cara makan menurut versi hotel tentunya.
Jika anda pernah makan di main dining room sebuah hotel berbintang, anda pasti melihat meja selalu penuh dengan peralatan makan. mulai pisau, garpu, sendok soup, hingga beberapa buah gelas, bisa gelas air putih bisa juga gelas wine. Pisaunya juga ada yang kecil ada yang besar. pokoknya meja penuh.
Hidangan di hotel biasanya di awali dengan menu pembuka, makanan utama lalu di di akhiri dengan menu penutup, semuanya serba teratur dan perlu waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan semua itu. pada dasarnya menu hanya terbagi dua saja.
Ada menu paket dan ada menu terpisah pisah. Menu paket artinya semuanya sudah menjadi satu paket, mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup. harganya juga udah di tentukan. Kalo ada acara acara tertentu menu paket akan di keluarkan, misalnya menyambut tahun baru, lebaran dan acara acara spesial lainnya. Intinya tata cara makan di hotel sudah baku banget.
Dua orang pekerja asal Indonesia ini pada awalnya sangat kaget ketika melihat tata cara makan di majelis Sheikh, karena sangat berbeda dengan apa yang mereka saksikan di hotel, mulai dari peralatan makan, di majelis sheikh kita tidak akan menemukan sendok atau garpu.
Karena tidak ada sendok dan garpu maka dapat di tebak kalo mereka termasuk sheikhnya makan dengan langsung menggunakan tangan, anehnya walau mereka makan dengan tangan telanjang kedua staf asal Indonesia ini tidak menyakskan adanya kobokan. hihihi.
Ternyata selesai makan mereka akan langsung mencuci tangannya di sebuah tempat wudhu, karena memang lokasi majelis berdekatan dengan mushola, terkesan sangat tidak praktis ya, tapi itulah kenyataanya. Termasuk yang menjadi keheranan mereka berdua adalah persoalan menu.
Dari pertama kerja sampai sekarang menunya hanya itu itu saja, kalo enggak nasi biryani, kebab ayam, kebab sapi, kari ikan, kari kambing, ayam massala, udang goreng, ikan bakar, terus aja begitu, kagak ada variasinya. dan yang tidak kalah ajaibnya setelah sheikh dan tamunya selesai makan para staf juga akan makan di meja yang sama.
Berhubung sheikh dan temen temennya enggak terlalu banyak makan maka hidangan juga masih berlimpah, nah, ini semua di sikat sama staf, karena enggak mungkin habis dalam satu kali makan banyak staf yang membungkus makanan tersebut kemudian di bawa pulang ke rumah.
Bagaimana dengan kedua staf asal Indonesia itu, apakah mereka juga ikut membungkus makanan? kalo saya perhatikan mereka hanya membawa buah buahan, kadang mereka juga membawa udang goreng, salah satu menu yang dapat di makan oleh mereka. Sedangkan menu menu seperti kari ikan, kari kambing dan lain sebagainya mereka tidak suka. karena memang terlalu ”aneh” hihihi.
Masih menurut mereka, inilah tata cara makan yang teraneh, karena semua ilmu dan pengalaman mereka selama bekerja di hotel akhirnya menjadi tidak berguna sama sekali. lantas mengapa majelis Sheikh mengangkat orang hotel untuk bekerja di majelis mereka
Inilah pertanyaan yang sampai sekarang belum di temukan jawabannya. Tapi paling tidak kehadiran dua orang Indonesia di majelis besar sudah membuat sedikit beda, karena seragam mereka juga berbeda dengan seragam staf lainnya.
Staf majelis yang berasal dari India semuanya menggunakan kondura( baju khas Arab) sedangkan pekerja asal Indonesia menggunakan kemeja biasa plus peci. Bekerja di majelis Sheikh akan menjadi kenangan indah bagi mereka.
Bagaimana mengenai masalah kedisiplinan kerja? Sama sekali beda dengan kerja di Hotel, jika kerja di hotel sebelum operasional biasanya akan ada pertemuan singkat membahas pekerjaan, di sela sela itu manager akan mengecek penampilan dan kebersihan seragam.ah, pokoknya ketatlah, sedangkan kalo di majelis tidak ada yang seperti itu.
Semua staf hanya datang kemudian menyelesaikan pekerjaanya setelah itu mejeng. Nungguin Sheikh dan temen temenya makan. Enaknya lagi sheikh dan temen temenya enggak cerewet, beda kan dengan tamu tamu di hotel?
Mengapa ada tamu hotel yang cerewet? karena mereka sudah merasa membayar mahal, jadi aja semuanya harus sempurna, baik dari rasa dan penampilan makanan hingga sampai ke pelayanan. Sebel banget kalo lihat tamu yang cerewet. Menurut saya hanya ada dua kemungkinan seseorang menjadi cerewet ketika makan di hotel, pertama dia OKB( orang kaya baru) kedua, dia baru saja di marahin sama istrinya.
Tidak ada sendok di meja makan Sheikh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar