Kala Cinta Bersemi di Gereja

Menteri pendidikan Uni Emirate Arab yang masih punya hubungan kekerabatan dengan Sheikh Zayed( pendiri UAE) menyempatkan diri untuk menghadiri sebuah peringatan yang di lakukan di sebuah gereja, jika hanya sekedar hadir itu mungkin lazim terjadi, dimana pejabat muslim menghadiri perayaan di gereja tapi kalo sampai membangun gereja itu baru langka.

Adalah Sheikh zayed Almarhum yang telah melakukan itu, beliau ini Sheikh yang harum namanya, beliau wafat pada tahun 2004 silam, ketika beliau wafat tidak hanya umat Islam yang menitikan air mata, umat-umat lainpun turut merasakan kehilangan sosok yang bersahaja itu.

Dulu, seorang imam masjid asal Indonesia pernah bertugas di sebuah masjid di Abu dhabi, beliau bercerita kepada saya bagaimana, sepanjang hidupnya sheikh Zayed selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rakyatnya, di sana beliau mendapatkan banyak masukan.

Dari masukan itulah Sheikh Zayed membangun UAE, hasilnya negeri ini sekarang banyak menjadi inspirasi bagi kawasan lain, salah satu inspirasi itu adalah bagaimana membangun cinta di antara umat beragama, di sini toleransi bukan hanya sekedar basa-basi.

Contoh paling nyata adalah ketika Sheikh Zayed membangun sebuah gereja di pinggir Abu Dhabi, Saat ini gereja tersebut menjadi tempat beribadah kalangan umat Kristiani, jamaahnya  kebanyakan berasal dari India, enggak heran orang India menjadi warga mayoritas di UAE.

Ada anekdot, mengapa orang India begitu banyak di UAE, seandainya ada bayi India yang lahir mereka menangisnya bukan oek-oek, tapi UAE, UAE hihihi oleh sebab itulah ketika mereka dewasa maka UAE menjadi tempat tinggal mereka setelah India.

Bagaimana seandainya ada umat Kristiani yang meninggal di UAE, Apakah jenasah mereka di bawa pulang ke negaranya? Mereka tidak perlu repot-repot karena pemerintah UAE telah membangun makam khusus bagi umat Kristiani.

Begitu besar toleran yang berlangsung di negeri gurun ini, sehingga jangan heran andai ada kakek-kakek muslim yang menjual pohon natal di saat umat Kristiani mengadakan peringatan natal, tidak ada kasak-kasuk untuk menggusur gereja atau pun rapat-rapat gelap guna menghardik para jamaah gereja.

Harmonisasi yang di wariskan oleh pendiri UAE sampai saat ini terus di pertahankan, terbukti, baru-baru ini, menteri pendidikan UAE berkenan hadir di gereja, selain beliau hadir pula beberapa pemimpin dan para pengurus gereja.

Agama adalah masalah keyakinan, dan keyakinan tidak dapat di paksakan, biarlah para pemeluk agama menjalankan segala peribadatan sesuai dengan apa yang mereka yakini, kalo kita mulai melakukan pemaksaan,  maka, cobalah tanya kepada diri kita sendiri, bagaimana rasanya di paksa-paksa?

Cinta dan kasih sayang itulah yang saat ini jarang kita dapatkan pada diri para pemeluk agama, yang berkembang sekarang justru rasa dendam dan curiga yang tak beralasan, masing-masing pihak enggan membuka diri, masing-masing telah membangun tembok tinggi.

Enggan berkunjung dan tidak mau di kunjungi, ciri-ciri mereka adalah tidak bersedia duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, di benak mereka yang ada cuma  bagaimana mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung dengan mereka.

Agama tidak dapat di perdagangkan seperti para pelaku bisnis MLM, Naluri ber Agama sudah  ada dalam diri setiap insan…Tapi kok ada yang ateis? ya, mereka yang ateis belum menemukan ”jalan-NYa” tapi saya yakin seateis-ateisnya orang dia akan tetap merindukan kehadiran Tuhan.

Cinta yang bersemi di gereja Abu Dhabi ini semoga dapat menular ke pelosok negeri, sudah capek kita bertengkar terus, saatnya menjadikan agama sebagai jalan damai bukan jalan perang