Senin, 16 Juli 2012

Mata Cewek Arab


Andai ada yang bertanya kepada saya, bagian manakah yang terindah dari seorang perempuan Arab? maka saya akan menjawab, Mata, ya, mata…entahlah, ada semacam magnet di mata mereka, karena itu saya tidak berani menatap mata mereka dengan lama, bukan apa-apa, saya takut iman saya tergoda. hihihi.

Hati-hati memandang mata cewek Arab, karena bisa mengakibatkan ‘’setrum” . Tadi malam saya bertemu dengan banyak perempuan Arab, mereka datang ke Mejelis dalam rangka mendengarkan Tausiah dari Sheikh Nahyan, beliau adalah menteri pendidikan Uni Emirat Arab.

Menteri ini adalah seorang bangsawan yang sangat-sangat sopan, rombongan mereka banyak, mereka datang ke majelis seperti gelombang, semua staf yang memang sudah siap-siap segera memberikan penghormatan.

Tidak ada yang paling ribet selain tukang potret, mereka berlari-lari untuk mencari ”adegan” yang paling menarik, saya memperhatikan semua perempuan Arab mengenakan abaya berwarna hitam, usia mereka masih muda-muda, ya, sekitar 20 tahunan.

Sayang, mereka hanya mampir sebentar, namun walau sebentar kehadiran para perempuan itu telah menambah”nuasa” baru di majelis, boleh di katakan, majelis ini jarang menerima tamu-tamu perempuan, karena itu bagi sebagian besar staf dapat melihat sebegitu banyak perempuan Arab merupakan ”anugerah” yang tak ternilai. hihihi

Saya mengamati, rerata perempuan Arab bermata Indah, menariknya, perempuan Arab di sini tidak hanya cantik dalam bentuk fisik mereka juga pintar dan cerdas. UEA memang kerap di jadkan contoh dalam perkembangan kaum perempuan di negeri Arab.

Perempuan Arab di UEA mengalahkan kaum prianya dalam hal pendidikan, karena di sini perempuan yang kuliah jumlahnya lebih banyak di bandingkan dengan kaum pria, beberapa menteri di pemerintahan juga di jabat oleh kaum perempuan.

So, jangan heran kalo di sini, perempuan Arab juga bekerja, mereka masuk ke dalam berbagai sektor, ada yang dines di pemerintahan ada juga yang bergelut di bisnis dan sebagian nyemplung di perusahaan-perusaan swasta.

Walau pun demikian, perempuan Arab di UEA masih mengenakan Abaya, seuah pakaian tradisonal, mirip-mirip dengan Jilbab, sebagian besar berwarna hitam. Jika ada yang menyangka perempuan di Arab masih terkekang anda bolehlah maen ke UEA.

Perempuan-perempuan Arab yang saya lihat semalam adalah bukti betapa negeri ini begitu perhatian kepada kaum perempuan. Kemakmuran negara di pergunakan untuk kepentingan rakyatnya termasuk dalam hal ini kepada para perempuan.

Berbagai beasiswa di berikan kepada kaum perempuan pintar, saya memperhatikan perempuan Arab yang menjadi MC, suaranya begitu bening dan kalimat yang keluar dari lisannya begitu Indah dan bermakna, sekali-kali dia mengutip perkataan para ulama Salafus Salih.

Perempuan Arab ini betul-betul mencerminkan seorang perempuan yang sopan dan halus budi bahasanya. Sebelum acara di mulai, beberapa staf sudah mempersiapkan tempat sembahyang, saya kembali lagi terpaku, betapa banyak anak muda kita yang sering melalaikan sembahyang.

Namun malam ini, saya memandang  para perempuan Arab yang tidak melalaikan sembahyang, mereka tidak hanya pintar dan cerdas namun juga sholehah, sebuah perpaduan yang begitu memesona. Alangkah beruntungnya nanti calon suaminya.

Mendapatkan istri yang matanya indah serta berbudi pekerti mulia. Akhirnya acara selesai, dan mulailah mereka bergegas pulang ke rumahnya, ada juga di antara mereka yang masih di antar oleh orang tuanya, em, seorang bapak setengah baya di apit oleh dua perempuan muda Arab, saya mendengar seorang di antara mereka memanggil bapak-bapak itu dengan baba, berarti dia masih di antar oleh bokapnya.

Tampaknya mereka kembar, dari wajahnya yang mash sangat segar, saya menebak, mungkin usia mereka masih 18 tahunan…gerak mereka sangat anggun, banyak staf seperti mendapatkan durian runtuh ketika melihat dua perempuan cantik yang masih muda ini.

Saya mendengar seorang staf berkata,” Ya, ampun, cakep banget,” masih terdengar lagi,” Lihat , engak tadi, cewek yang sama bapaknya?” dan berbagai komentar lainnya, membuktikan memang kehadiran para perempuan-perempuan terdidik itu di majelis telah memberikan semacam ” anugerah”. hihihi Dasar, jarang lihat cewek cakep, gumam saya dalam hati. Walau pun saya juga seneng.

Malam ini, walau badan saya capek, karena mulai bekerja dari jam setengah enam pagi dan sampai jam 10 malam saya masih nangkring di majelis. Tapi saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Satu lagi, jarang-jarang saya dapat melihat kerumunan perempuan-perempuan Arab yang bermata jeli dan Indah.


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar