Namanya Katrokelana

Anak muda itu bernama katrokelana, saya mengenalnya di blog yang bernama kompasiana, dia bercerita tentang pergumulan hidupnya, dia juga dengan gamblang menjelaskan siapa dirinya, kalo boleh saya menggambarkan sosoknya,” Dia seorang muslim, soleh, anti kemaksiatan, pro sufi dan tareqat ” Tapi itu sosok yang dulu sekarang dia sudah jadi seorang muslim liberal.

Tidak sedikit anak muda seperti katrokelana, seorang yang datang dari kampung udik tapi berpendidikan tinggi, sebagaimana di akuinya sendiri dalam tulisannya, tobatnya seorang Islam Fundamentalis, dalam usianya yang belia dia sudah berkenalan dengan teks teks  Arab seperti kitab Jurumiah dan kitab safinah.

Ketika di kampus dia aktif dalam HMI( Himpunan Mahasiswa Islam), LDK( Lembaga Dakwah kampus) dan juga aktif di sebuah pesantren akhlak. Bahkan setelah lulus dia menjadi staf penerbitan di pesantren tersebut. Tidak banyak pesantren di tanah air yang punya penerbitan. Silahkan anda telusuri pesantren pesantren manakah yang bisa memperkerjakan seorang tamatan perguruan tinggi?

Seiring perjalanan hidupnya katrokelana akhirnya sampai pada sebuah pemikiran bahwa apa yang selama ini dia lakoni bukanlah sebuah kebenaran karena itu dia memutuskan tobat dari Islam Fundamentalis, sebuah istilah yang terlalu di paksakan dan terkesan mengekor barat.

Selayaknya orang yang sudah tobat maka dia punya ”misi” untuk menyampaikan kepada dunia apa yang telah dia rasa, dia ingin sebanyak mungkin manusia manusia yang lain mendapatkan ”pencerahan” mungkin juga dia merasa punya ”hutang”  setelah sekian lama tenggelam dalam HMI, LDK dan Pesantren akhlak.

Orang orang yang tobat dari maksiat sering pula melakukan hal ini, dulunya penyanyi terkenal sekarang jadi ustad yang berdakwah kemana mana, tidak jarang dalam dakwahnya dia membuka betapa bobroknya moral para artis tentu saja dia dapat bercerita dengan lancar karena pernah hidup di dalamnya.

Sang penyanyi yang jadi ustad  itu sekarang istiqomah di jalan dakwah, semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepadanya. Amin. Kembali kepada katrokelana, kisah pertobatan yang di lanjutkan dengan misi memperjuangkan apa yang telah membuat dia bertobat akan terus berlangsung sampai nanti dia menemukan kembali apa yang di carinya…..

Satu bagian cerita katrokelana yang sempat membuat saya  tersenyum simpul, yakni ketika dia menyebutkan akibat seseorang belajar agama, saya kutipkan buat anda,”  saya jadi ingat, bahwa orang yang mendalami agama itu hanya ada tiga kemungkinan, kata ustatku, yaitu: jadi teroris, gila atau murtad….”.

Ingatan saya langsung terbang ke masa ulama salafus salih, di mana begitu banyak orang belajar agama, jutaan orang Islam sudah belajar agama hingga kini, dapatkan anda membayangkan berapa juta orang yang sudah jadi teroris, gila atau murtad?

Bagaimana mungkin Peradaban Islam dapat menguasai dunia ketika itu kalo mereka adalah teroris, orang gila dan murtad?  Kalo saja yang bercerita tentang bahayanya seorang belajar agama itu seorang yang atheis maka saya dapat memakluminya.

Sayangnya yang bercerita itu seorang yang berpendidikan tinggi, mantan aktivis LDK, HMI dan juga mantan santri sebuah pesantren Akhlak. Apa maksudnya hingga dia  tega menulis tentang bahayanya seorang belajar agama?

Ini tiada lain agar kita jangan mau belajar agama, dia ingin kita belajar yang lain saja, yang lebih mamfaat dalam kehidupan dunia. Ketika tinggal di Mesir, Prof Amin rais pernah di beri ”kultum” oleh seorang ulama Al-Azhar, ” jangan pernah kau merasa jadi aktivis Islam sebelum engkau membaca Al-Qur’an satu Juz setiap hari ”.

Saat ini  tidak sedikit orang Islam yang terkagum kagum dengan pemikiran barat lalu tenggelam di dalamnya, mengapa itu semua dapat terjadi? karena mereka sebelumnya tidak mempersiapkan diri dengan membaca dan mentadaburi Al-Qur’an.

Kembali ke Prof Amin, beliau berkata, sebelum beliau melahap karya karya pemikir barat beliau telah membaca Al-Qur’an terlebih dahulu sehingga punya pegangan yang kuat. Bukan seperti para anak muda Islam sekarang yang bangga setengah mati dengan pemikiran  liberal dan sepertinya malu untuk belajar agama Islam sehingga dengan entengnya  bercerita kalo mau jadi teroris, gila atau murtad, sono belajar agama.

Kitab suci mengatakan orang orang yang yang berimanlah yang mendapatkan kebahagiaan bukan orang orang liberal, sila buka surat Al Mu’minun ayat 1 sampai 11.

Namanya katrokelana, sampai sekarang saya menunggu, apakah pesantren yang di dalam ceritanya itu adalah pesantren yang berada di jalan Geger kalong Girang?  kalo memang ya, saya akan bertanya kepada pengurus pesantren tersebut, apakah pernah ada seorang yang bernama katrokelana  bekerja di penerbitan pesantren. Apakah betul ada seorang yang bernama katrokelana pernah  memimpin para santri dan jamaah merebut peralatan billiard.

Semoga kali ini katrokelana bersedia menyebut nama pesantren tersebut, karena sebagaimana sering dia katakan kita harus ragu dengan sesuatu, kali ini izinkanlah saya untuk ragu tentang kebenaran ceritamu mengenai santri yang merebut peralatan billiard.