Minggu, 15 Juli 2012

Warga Dubai Suka Sama Dosa


Warga Dubai berasal dari banyak negara, hingga saat ini ada kurang lebih 100 negara yang rakyatnya tinggal dan ngetem di Dubai, yang menjadi mayoritas tetep warga Indihe, mereka inilah yang doyan banget dengan dosa. Hampir setiap saya singgah di karama, salah satu kawasan di Dubai, ada aja warga India yang terlihat sedang antri guna menyalurkan hasratnya dengan dosa.

Ada perbicangan yang menarik antara dua TKI berkaitan dengan  ”dosa” dan ”masalah”.
TKI A :  Adalah  hak semua manusia untuk dekat dengan dosa atau tidak, sebagai makhluk sosial seharusnya anda mengerti tentang hal ini, biarlah orang orang India itu menikmati dosa, kalo anda memang tidak suka dengan Dosa carilah alternatif yang lain, Sekali lagi mas, masalah Dosa adalah masalah  pribadi.

TKI B : Sampeyan, itu emang aneh, masa sih, masalah dosa adalah masalah pribadi?
TKI A : Ya lah, mereka punya hak kok, menentukan pilihan, Selain itu mereka tidak hanya doyan dengan dosa, warga India di Dubai juga suka dengan masalah, enggak heran sih, bukankah  dosa dan masalah  masih ‘’saudara”.

TKI B : maksudnya apa nih pake kata saudara segala?
TKI A : Emang mereka saudara kok, setiap ada dosa pasti ada masalah.
TKI B  : Ah, yang bener aja, kalo ngomong.
TKI A : Begini, dosa dan masalah itu satu paket,  emang sih, mereka bisa saja pergi ke toilet terutama bagi yang punya masalah dengan perut.
‘TKI B : Tambah pusing aku ngederin sampeyan ini, masa sih, masalah dosa larinya ke toilet ?

TKI A : ya, lah apalagi jika mereka doyan banget dengan dosa sehingga lupa daratan,  Ok, deh, saya enggak mau pusing lagi dengan dosa dan masalah, yang penting kita harus toleran kepada siapa saja, termasuk kepada mereka yang doyan dengan dosa
TKI B :  Bagaimana kalo omongan sampeyan ini di denger oleh orang orang FPI, apa mereka enggak bete dengan sampeyan

Inilah contoh obrolan yang ”jaka sembung bawa golok” alias enggak nyambung, yang satu ngomongin  dosa yang berkaitan dengan agama sedangkan yang satunya lagi ngomongin dosa yang berkaitan dengan dunia kuliner. Herannya, mereka sama sama merasa kalo omongan lawan bicaranya adalah keliru.

Saya sendiri kurang suka sama Dosa dan masala, saya lebih suka dengan parrota, rasanya mengingatkan saya dengan lempeng, makanan  khas Palembang yang suka di makan ketika sarapan. Saya kurang tahu darimana lempeng berasal? bisa jadi ada pengaruh India. Karena di Palembang juga ada rumah makan Khas India yang sangat terkenal.

Mereka punya menu yang namanya martabak HAR( Haji Abdul Rojak). saking terkenalnya martabak HAR anda belum ke Palembang jika enggak mampir ke martabak HAR.  Ketika liburan, saya sempat melihat ada rumah makan martabak HAR di Bandung, tepatnya di jalan Veteran.

Langsung aja saya mampir, rasa martabaknya cukup enak, di dalam rumah makan saya juga melihat foto Haji Abdul Rojak dalam ukuran besar, bisa jadi yang punya rumah makan itu masih ada hubungan kekerabatan dengan Haji Abdul Rojak.

Emang bener ternyata orang India itu ada di mana mana, hebatnya di mana mereka tinggal pasti ada rumah makan yang menjual makanan khas mereka. Contohnya di Dubai, anda akan menemukan rumah makan India dengan mudahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar